Seluruh imam wahabi dan imam madzhab benarkan tasawuf

5/ 5 (99)

Seluruh imam wahabi dan imam madzhab benarkan tasawuf

A.PENDAPAT  KE EMPAT IMAM MADZHAB
**Imam abu Hanifah (pendiri mazhab Hanafi) Imam Abu Hanifah (Nu’man bin Tsabit – Ulama besar pendiri mazhab Hanafi) beliau justru adalah murid dari Ahli Silsilah Thariqat Naqsyabandiyah yaitu Imam Jafar as Shadiq ra. Berkaitan dengan hal ini, Jalaluddin as Suyuthi didalam kitab Durr al Mantsur, meriwayatkan bahwa Imam Abu Hanifah (85 H.-150 H) berkata, “Jika tidak karena dua tahun, Nu’man telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Imam Jafar as Shadiq, maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar”. (Ad-Durr al-Mukhtar, vol 1: 43)
**Imam Maliki (Malik bin Anas – Ulama besar pendiri mazhab Maliki) beliau juga murid Imam Jafar as Shadiq ra, mengungkapkan pernyataannya yang mendukung terhadap ilmu tasawwuf sebagai berikut, “Barangsiapa mempelajari/ mengamalkan tasawwuf tanpa fiqih maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fiqih tanpa tasawwuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawwuf dengan disertai fiqih dia meraih kebenaran.” (lihat kitab ‘Ali al-Adawi dari keterangan Imam Abil-Hassan, vol. 2: 195)
**Imam Syafi’i (Muhammad bin Idris, 150-205 H ; Ulama besar pendiri mazhab Syafi’i) Beliau berkata, “Saya berkumpul bersama orang-orang sufi dan menerima 3 ilmu :1. Mereka mengajariku bagaimana berbicara
2. Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan kelembutan hati
3.Mereka membimbingku ke dalam jalan tasawwuf.”(Kashf al-Khafa and Muzid al-Albas; Imam ‘Ajluni, vol: 341)
” Berusahalah engkau menjadi
seorang yang mempelajari ilmu fiqih
dan juga menjalani tasawuf, dan
janganlah kau hanya mengambil
salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan
nasehat padamu.
Orang yang hanya mempelajari ilmu
fiqih tapi tidak mahu menjalani
tasawuf, maka hatinya tidak dapat
merasakan kelazatan takwa.
Sedangkan orang yang hanya
menjalani tasawuf tapi tidak mahu
mempelajari ilmu fiqih, makabagaimana bisa dia menjadi baik?
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i, hal. 47]
**Imam Ahmad bin Hanbal (164-241 H ; Ulama besar pendiri mazhab Hanbali) Beliau berkata, “Anakku, kamu harus duduk bersama orang-orang sufi, karena mereka adalah mata air ilmu dan mereka selalu mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka adalah orang-orang zuhud yang memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi. Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka.” ( Ghiza al Albab, vol. 1, hal. 120 dan Tanwir al Qulub, hal. 405, Syaikh Amin al Kurdi) Syaikh Fakhruddin ar Razi (544-606 H ; Ulama besar dan ahli hadits) “Jalan para sufi adalah mencari ilmu untuk memutuskan hati mereka dari kehidupan dunia dan menjaga diri agar selalu sibuk dalam pikiran dan hati mereka dengan mengingat Allah pada seluruh tindakan dan perilaku .” (I’tiqad al Furaq al Musliman, hal. 72, 73)
B.PENDAPAT PARA IMAM WAHABI
**Syaikh Muammad ibn ‘Abdul
Wahhab berfatwa : “Anakku, saya
tidak pernah menolak atau
mengkritik ilmu tasawwuf, tetapi
sebaliknya kami mendukungnya
karena ia menyucikan baik lahir
maupun batin dari dosa
tersembunyi yang berhubungan
dengan hati dan bentuk batin.
Meskipun seseorang mungkin
secara lahir benar, secara batin
mungkin salah; dan untuk
memperbaikinya tasawwuf
diperlukan.”(ar- Rasa’il ash-Shakhsiyya, hal 11, serta hal. 12, 61, dan 64 )
**Imam Ibnu Qayyim menyatakan
bahwa, “Kita menyasikan kebesaran
orang-orang tasawwuf dalam
pandangan salaf bagaimana yangtelah disebut oleh by Sufyan ath-Tsauri, beliau berkata: “Jika tidak karena Abu Hisham as-Sufi (wafat 115 H) saya tidak pernah mengenal bentuk munafik yang kecil (riya’ dalam diri. Lanjut Ibn Qayyim :”Diantara orang terbaik adalah Sufi yang mempelajari fiqh.” (Lihat dalam Manazil as-Sa’irin).
**bahkan syaikhul islam wahabi ibnu taimiyah juga bertasawuf Beliau awalnya salah seorang ulama yang dikenal keras menentang Tasawwuf, namun pada akhirnya beliau mengakui bahwa tasawwuf.adalah jalan kebenaran, sehingga beliaupun mengambil bai’at dan menjadi pengikut thariqah Qadiriyyah. Berikut ini perkataan Ibnu Taimiyyah didalam kitab Majmu al Fatawa Ibn Taimiyyah, terbitan Dar ar Rahmat, Kairo, Vol.11, hal. 497, dalam bab Tasawwuf :“Kalian harus mengetahui bahwapara syaikh yang terbimbing harus diambil dan diikuti sebagaipetunjuk dan teladan dalam agama, karena mereka mengikuti jejak Para Nabi dan Rasul. Thariqah para syaikh itu adalah untuk menyeru manusia kepada kehadiran dalam Hadhirat Allah dan ketaatan kepada Nabi.”Kemudian dalam kitab yang sama hal. 499, beliau berkata, “Para dyaikh harus kita ikuti sebagai pembimbing, mereka adalah teladan kita dan kita harus mengikuti mereka. Karena ketika kita berhaji, kita memerlukan petunjuk (dalal) untuk mencapai Ka’ bah, para syaikh ini adalah petunjuk kita (dalam) menuju Allah dan Nabi kita.” Di antara para syaikh sufi yang beliau sebutkan didalam kitabnya adalah, Syaikh Ibrahim ibn Adham ra, guru kami Syaikh Ma’ruf al Karkhi ra, Syaikh Hasan al Basri ra,.Sayyidah Rabi’ah al Adawiyyah ra, guru kami Syaikh Abul Qasim Junaid ibn.Muhammad al Baghdadi ra, guru kami Syaikh Abdul Qadir al Jailani, Syaikh Ahmad ar Rifa’i ra, dll.Didalam kitab “Syarh al Aqidah al Asfahaniyyah” hal. 128, IbnuTaimiyyah juga berkata, “Kita (saat.ini) tidak mempunyai seorang.Imam yang setara dengan Malik, alAuza’i,At Tsauri, Abu Hanifah, as Syafi’i, Ahmad bin Hanbal, Fudhail bin Iyyadh, Ma’ruf al Karkhi, dan orang- orangyang sama dengan mereka.”

3 komentar