Seluruh Imam Madzhab Sepakat Sesatnya Aqidah Wahabi Salafi Palsu

5/ 5 (99)
Seluruh Imam Madzhab Sepakat Sesatnya Aqidah Wahabi Salafi Palsu
H H H H WAHABI MENGIKUTI AYAT MUTASYABIHAT BERDASARKAN TEKS SAJA, SESAT MENYESATKAN 
“Jika kalian menyaksikan orang-orang yang mengikuti ayat-ayat Mutasyabihat al Qur'an, maka mereka inilah yang disebutkan oleh dalam Al Imran : 7, waspadai dan jauhi mereka". (H.R. Ahmad, al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Turmudzi dan Ibnu Majah) 
WAHABI MENAFSIRKAN ALLAH DILANGIT, SILAHKAN KE NERAKA H H H H 
“Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an dengan logikanya (semata), maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka” (HR. Tirmidzi no. 2951. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan 
CIRI CIRI AJARAN SESAT BIKINAN YAHUDI YAITU MENYERUPKAN ALLAH TINGGAL DILANGIT SEPERTI NASRANI, SYIAH DAN AGAMA WAHABI
telah kita ketahui bersama bahwa wahabi salafi palsu ber aqidah Mujassimah Musyabbihah yaitu menyerupakan Allah dengan mahluqNya.
akidah Wahhabiyah salafi palsu diantaranya :
1-Allah duduk di atas kursi.
2-Allah duduk dan berada di atas arasy.
3-Tempat bagi Allah adalah di atas arasy.
4-Berpegang dengan zohir(duduk) pada ayat "Ar-Rahman ^alal Arasy Istawa".
5-Allah berada di langit.
6-Allah berada di tempat atas.
7-Allah bercakap dengan suara.
8-Allah turun naik dari tempat ke tempat dan selainnya daripada akidah kufur.

sebenarnya Ibnu Taimiah telah bertaubat daripada akidah sesat
tersebut dengan mengucap dua kalimah syahadah serta mengaku
sebagai pengikut Asyairah dengan katanya "saya golongan Asy'ary".
(Malangnya pengikut Wahhabi mengkafirkan golongan Asyairah, lihat buktinya
:http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/hobi-wahhabi-kafirkan-umat-islam.html

BERIKUT PENDAPAT SELURUH IMAM MADZHAB MENGENAI PENOLAKAN AQIDAH WAHABI SETAN NAJD YANG MENYESATKAN :
 1- Imam Abu hanifah:
ﻻﻳﺸﺒﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﻪ ﻭﻻ
ﻳﺸﺒﻬﻪ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﻪ
Maknanya:: (Allah) tidak menyerupai sesuatu pun daripada makhlukNya,
dan tidak ada sesuatu makhluk pun yang menyerupaiNya.Kitab Fiqh al
Akbar, karangan Imam Abu Hanifah: “ Berkata Imam Abu Hanifah: Dan
kami ( ulama Islam ) mengakui bahawa Allah ta’ala ber istiwa atas
Arasy tanpa Dia memerlukan kepada Arasy dan Dia tidak berada/menetap
di atas Arasy, Dialah yg menjaga Arasy dan selain Arasy tanpa
memerlukan Arasy, sekiranya dikatakan Allah memerlukan kepada
yang lain, sudah pasti Dia tidak mampu mencipta dan tidak mampu
mentadbirnya sepeti jua makhluk-makhluk, kalaulah Allah memerlukan
sifat duduk dan bertempat maka sebelum dicipta Arasy dimanakah
Dia? Maha suci Allah dari yang demikian”.

Amat jelas di atas bahwa akidah ulama Salaf sebenarnya yang telah
dinyatakan oleh Imam Abu Hanifah adalah menafikan sifat bersemayam
(duduk) Allah di atas Arasy. Semoga Mujassimah diberi hidayah
sebelum mati dengan mengucap dua kalimah syahadah kembali kepada Islam.

2-Imam Syafii:
ﺍﻧﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻛﺎﻥ ﻭﻻ ﻣﻜﺎﻥ ﻓﺨﻠﻖ ﺍﻟﻤﻜﺎﻥ
ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﺻﻔﺘﻪ ﺍﻷﺯﻟﻴﺔ ﻛﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻗﺒﻞ
ﺧﻠﻘﻪ ﺍﻟﻤﻜﺎﻥ ﻻﻳﺠﻮﺯ ﻋﻠﻴﻪ :ﺍﻟﺘﻐﻴﻴﺮ s
sesungguhnya Dia Ta’ala ada (dari zaman azali) dan
tempat (sewaktu) belum diciptanya (tempat), kemudian Allah
menciptakan tempat dan Dia tetap dengan sifat-Nya yang azali itu
sebagaimana sebelum terciptanya tempat, tidak mungkin Allah
(mengalami) perubahan (dg butuh tempat). Dinuqilkan oleh Imam Al-
Zabidi dalam kitabnya Ithaf al-
Sadatil Muttaqin jilid 2 hal. 23

3-Imam Ahmad bin Hanbal :
- ﺍﺳﺘﻮﻯ ﻛﻤﺎ ﺍﺧﺒﺮ ﻻ ﻛﻤﺎ ﻳﺨﻄﺮ ﻟﻠﺒﺸﺮ
Maknanya: Dia (Allah) istawa sepertimana Dia khabarkan (di
dalam al Quran), bukannya seperti yang terlintas di fikiran manusia.
Dinuqilkan oleh Imam al-Rifa’i dalam kitabnya al-Burhan al-Muayyad, dan
juga al-Husoni dalam kitabnya Dafu’ syubh man syabbaha Wa Tamarrad.
ﻭﻣﺎ ﺍﺷﺘﻬﺮ ﺑﻴﻦ ﺟﻬﻠﺔ ﺍﻟﻤﻨﺴﻮﺑﻴﻦ ﺍﻟﻰ
ﻫﺬﺍ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﻤﺠﺘﻬﺪ ﻣﻦ ﺃﻧﻪ -ﻗﺎﺋﻞ ﺑﺸﻰﺀ
ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻬﺔ ﺃﻭ ﻧﺤﻮﻫﺎ ﻓﻜﺬﺏ ﻭﺑﻬﺘﺎﻥ
ﻭﺍﻓﺘﺮﺍﺀ ﻋﻠﻴﻪ
Maknanya: dan apa yang telah masyhur di kalangan orang-orang
jahil yang menisbahkan diri mereka pada Imam Mujtahid ini ( Ahmad
bin Hanbal ) bahwa dia ada mengatakan tentang (Allah) berada
di arah atau seumpamanya, maka itu adalah pendustaan dan kepalsuan
ke atasnya (Imam Ahmad) Kitab Fatawa Haditsiah karangan Ibn Hajar al- Haitami

4- Imam Malik :
ﺍﻻﺳﺘﻮﺍﺀ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﺠﻬﻮﻝ ﻭﺍﻟﻜﻴﻒ ﻏﻴﺮ
ﺍﻟﻤﻌﻘﻮﻝ ﻭﺍﻻﻳﻤﺎﻥ ﺑﻪ ﻭﺍﺟﺐ ﻭ ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ ﺑﺪﻋﺔ
ﻋﻨﻪ
Maknanya: Kalimah istiwa’ tidak majhul (diketahui dalam al quran)
dan kaif (bentuk) tidak diterima akal, dan iman dengannya wajib, dan
bertanya tentangnya (bagaimana istiwanya Allah) adl bid’ah (dlolalah)
.lihat disini : imam malik hanya menulis kata istiwa (ﺀﺍﻮﺘﺳﻻ) bukan
memberikan makna dhahir jalasa atau duduk atau bersemayam atau
bertempat (istiqrar)

Kesimpulan:
dengan memperhatikan fatwa ke 4 imam madzhab Ahlussunnah wal
jama’ah di atas, maka jelas aqidah mereka adalah aqidah yg benar dan
lurus, menolak tajsim dan menolak pemberian sifat yang seperti
makhluk-Nya seperti bertempat atau ada di arah tertentu.
Allah sudah ada sejak zaman azali (zaman sebelum terciptanya seluruh
makhluk) dan kelak Allah tetap ada saat kiamat (zaman musnahnya
seluruh makhluk), maka bisa kita pahami di zaman azali dan saat
kiamat, langit dan arsy tidak ada, dan Allah tetap ada, mustahil bagi
Allah mempunyai sifat butuh terhadap makhluk, seperti butuh
tempat yaitu ‘Arsy, kalau Allah butuh tempat, maka tdk bisa
disebut Tuhan, karena dg butuh akan tempat menunjukkan Dia
lemah, dan mustahil Tuhan bersifat lemah.
semoga kita semua selalu dalam aqidah yang benar dan lurus, tidak
sampai terpengaruh dg aqidah sesat mujassimah wahhaby yg
menganggap Allah bertempat di atas ‘Arsy atau bertempat di atas langit.
karena aqidah ini aqidah sesat, sangat mustahil langit dan Arsy yg
merupakan makhluk Allah yg kecil dan terbatas (bagi Allah) menjadi
tempat Dzat Yang Maha Besar, Yang Ke-besar-an-Nya tidak terbatas.

4 komentar